Ikuti Pelatihan Jurnalistik, Salah Satu Peserta Tak Ingin Pulang

SeputihAgung.Com, Seputih Agung, Lampung Tengah – Pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh NU Care-LAZISNU Lampung Tengah berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Bertempat di aula lantai 3 RS Mulia Husada, kegiatan ini menghadirkan suasana belajar yang hangat serta interaktif.

Acara ini terlaksana berkat kerja sama dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung Tengah dan mendapat dukungan penuh dari RS Mulia Husada selaku sponsor. Sebanyak 62 peserta dari berbagai kalangan ikut serta, mulai dari kepala sekolah, AGPAI, PGRI, advokat, perwakilan perusahaan, unsur masyarakat, pengurus LAZISNU, LTN NU, hingga kader KBNU.

Salah satu peserta bahkan mengaku enggan pulang karena merasa masih ingin terus belajar. “Rasanya masih kurang waktunya. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat, mulai dari teknik menulis berita, hingga strategi menyebarkan konten di media sosial yang tetap mengikuti standart jurnalistik dan tidak melanggar UU IT. Saya ingin terus berada di sini,” ungkap seorang kader UPZISNU usai sesi materi.


Menanggapi antusiasme itu, Komisaris RS Mulia Husada, dr. Agus Nugroho, melontarkan candaan yang membuat suasana cair.

“Kalau ada yang nggak mau pulang, tenang saja, kamar-kamar di rumah sakit masih ada yang kosong,” ujarnya disambut tawa peserta.

Ketua LTN NU PCNU Lampung Tengah, Ahmad Syarif Kurniawan, menegaskan pentingnya menyebarkan informasi positif dari kegiatan NU dan LAZISNU.

“Hal baik, cerita baik, kegiatan baik, harus disebar luaskan. Bukan untuk kesombongan, tapi untuk mengabarkan kebaikan agar semakin banyak masyarakat yang ikut berpartisipasi,” ujarnya.

Dalam sesi materi, Roy M Parleoli, jurnalis MNC Group sekaligus Sekretaris PWI Lampung Tengah, menekankan bahwa berita yang menarik tidak hanya berhenti pada laporan kegiatan semata.

“Berita yang menarik tidak sekadar menginformasikan kegiatan, tapi juga menceritakan impact dari kegiatan tersebut. Misalnya, cerita tentang seorang mustahiq yang berhasil bangkit dari kebangkrutan, berawal dari dapat bantuan LAZISNU,” jelasnya.

Sementara itu, Suci Hartati, Manager Media Radar Lamteng dan Kabid Advokasi PWI Lamteng, mengingatkan pentingnya independensi dan verifikasi dalam dunia jurnalistik.

“Seorang penulis berita harus independen, menyajikan kejujuran. Berita harus terverifikasi, dan sebelum terbit seharusnya divalidasi oleh editornya,” tegasnya.

Pelatihan ini tidak hanya berisi teori, tetapi juga praktik menulis berita, membuat caption menarik, hingga simulasi fotografi jurnalistik. Suasana yang penuh kekeluargaan membuat sebagian peserta betah berlama-lama.

“Jangan-jangan nanti ada yang benar-benar tidak mau pulang,” seloroh salah satu pemateri yang disambut tawa meriah peserta.

Dengan selesainya kegiatan ini, diharapkan lahir jurnalis-jurnalis muda NU yang berkomitmen menyuarakan kerja-kerja nyata LAZISNU dalam membantu umat dan menginspirasi masyarakat.